Sabtu, 07 Januari 2017

METODE PENGEMBANGAN PERILAKU, MORAL DAN AGAMA



LAPORAN PRATIKUM
METODE PENGEMBANGAN PERILAKU, MORAL DAN AGAMA

Dosen Pengampu: Ega Asnastasia Maharani, M.Psi., Psi




Di Susun Oleh:

ADILA RASYADA  1400002003



PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal, yang mengatur aktifitas seseorang ketika dia terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian konflik. Pada usia Taman Kanak-kanak, anak telah memiliki pola moral yang harus dilihat dan dipelajari dalam rangka pengembangan moralitasnya. Orientasi moral diidentifikasikan dengan moral position atau ketetapan hati, yaitu sesuatu yang dimiliki seseorang terhadap suatu nilai moral yang didasari oleh aspek motivasi kognitif dan aspek motivasi afektif. Menurut John Dewey tahapan perkembangan moral seseorang akan melewati 3 fase, yaitu premoral, conventional dan autonomous. Anak Taman Kanak-kanak secara teori berada pada fase pertama dan kedua. Oleh sebab itu, guru diharapkan memperhatikan kedua karakteristik tahapan perkembangan moral tersebut.
Pendidikan harus mempunyai landasan yang jelas dan terarah. Landasan tersebut sebagai acuan atau pedoman dalam proses penyelenggaraan pendidikan, baik dalam institusi pendidikan formal, non formal maupun informal. Yang dimaksud landasan yang jelas dan terarah adalah bahwa pendidikan harus berprinsip pada pengokohan moral-agama anak didik di samping aspek-aspek lainnya. Hal ini sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengantarkan anak didik agar dapat berpikir, bersikap, dan berperilaku secara terpuji (akhlak al-karimah). Upaya tersebut bisa dilakukan oleh para pendidik (guru dan orang tua) pada program Taman Kanak-Kanak.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimulai sejak dalam kandungan sampai akhir hayat. Pertumbuhan lebih kepada perubahan fisik yang bersifat kuantitatif, sedangkan perkembangan yang bersifat kualitatif berarti serangkaian perubahan progesif sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Manusia tidak pernah statis, semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik fisik maupun kemampuan psikologis. Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.

Untuk mencapai tersampaian pesan kepada anak didik tentunya seorang pendidik atau orang tua harus memiliki atau pun memilih desain  untuk menggunakan pendekatan yang sesuai dengan pola pikir dan perkembangan psikologi anak. Ketepatan atau kesesuaian memilih pendekatan akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam penanaman nilai moral untuk anak usia dini.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori

Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di lingkungan yang berkarakter pula. Usaha mengembangkan anak-anak agar menjadi pribadi-pribadi yang bermoral atau berkarakter baik merupakan tangguang jawab keluarga, sekolah, dan seluruh komponen masyarakat. Usaha tersebut harus dilakukan secara terencana, terfokus, dan komprehensif.  Pengembangan moral anak usia dini melalui pengembangan pembiasaan berperilaku dalam keluarga dan sekolah.
a.       Pengembangan berperilaku yang baik dimulai dari dalam keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan paling efektif untuk melatih berbagai kebiasaan yang baik pada anak.
Menurut Siti Aisyah dkk. (2007: 8.38 – 8.41), ada 10 hal penting yang harus diperhatikan dan dijadikan prinsip dalam mengembangkan karakter anak dalam keluarga, yaitu sebagai berikut.
1)      Moralitas penghormatan
2)      Perkembangan moralitas kehormatan berjalan secara bertahap
3)      Mengajarkan prinsip menghormati
4)      Mengajarkan dengan contoh
5)      Mengajarkan dengan kata-kata
6)      Mendorong anak unruk merefleksikan tindakannya
7)      Mengajarkan anak untuk mengemban tanggung jawab
8)      Mengajarkan keseimbangan antara kebebasan dan control
9)      Cintailah anak, karena cinta merupakan dasar dari pembentukan moral
10)  Menciptakan keluarga bahagia

b.      Strategi dan Teknik Pengembangan Moral Anak Usia Dini
Pengembangan moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini memerlukan perhatian serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi dan menenytukan perilaku moral. Ada 3 strategi dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia dini, yaitu: strategi latihan dan pembiasaan, 2. Strategi aktivitas dan bermain, dan 3. Strategi pembelajaran (Wantah, 2005: 109).

c.       Srtuktur Kepribadian
Psiko analisa (freud) menggambarkan perkembangan kepribadian termasuk moral. Di mulai dengan sistem ID, selalu aspek biologis yang irasional dan tak disadari. Diikuti aspek psikologis yaitu subsistem ego yang rasional dan sadar. Kemudian pembentukan superego sebagai aspek sosial yang berisi sistem nilai dan moral masyarakat. Ketiga subsistem kepribadian tersebut mempengaruhi perkembangan moral dan perilaku individu. Ketidak serasian antara subsistem kepribadian, berakibat seseorang sukar menyesuaikan diri, merasa tak puas dan cemas serta bersikap/berperilaku menyimpang. Sedangkan keserasian antara subsistem kepribadian dalam perkembangan moral akan berpuncak pada efektifnya kata hati (superego) menampilakan watak/perilaku bermoral seseorang.
Ada sejumlah faktor penting yang mempengaruhi perkembangan moral anak (Hurlock, 1990).
1. Peran hati nurani atau kemampuan untuk mengetahui apa yang benar dan salah apabila anak dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan atas tindakan yang harus dilakukan.

2. Peran rasa bersalah dan rasa malu apabila bersikap dan berperilaku tidak seperti yang diharapkan dan melanggar aturan.

3. Peran interaksi sosial dalam memberikan kesepakatan pada anak untuk mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.


B.     Alat Dan Bahan
a.       Buku cerita
b.      Roti
c.       Tempat sampah

C.     Peserta
Peserta didik dalam proses praktikum kali ini adalah mahasiswi PG PAUD semester V. Yang menjadi peserta didik adalah Winda Gusfina, Emi, Vina, Retno Anggraini, Risa Nurul Ain, dan Meike Annis Lestari.





D.    Rencana Kegiatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
PAUD TERPADU ALI BASYAR KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2015-2016

Sem/Bulan/MG ke                  : 1/Desember/16
Hari/Tanggal                           : Kamis, 08 Desember 2016
Kelompok Usia/Kel                : 5-6 tahun/A
Kompetensi Dasar                   : 3.1, 3.2
Materi                                      : - Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
                                                     kegiatan sehari-hari
                                                  - Mengenal perilaku santun

KEGIATAN PEMBUKA ( Novitriana P. A )
No
Kegiatan Main
Alat dan Bahan
1.
Duduk melingkar, berdoa, salam “Assalamualaikum”

2.
Menanyakan kabar anak dan mempresensi anak

3.
Menyanyikan lagu “Dua mata saya”

4.
Doa sehari-hari (sebelum dan sesudah makan, doa untuk orang tua)

5.
Menyebutkan aturan bermain oleh anak


KEGIATAN INTI ( Adila Rasyada )
1.      Mengingatkan aturan bermain yang telah dibuat
2.      Guru bercerita mengenai berdoa sebelum dan sesudah makan
3.      Guru menanyakan pesan dari cerita yang telah disampaikan
4.      Guru mengajak anak untuk menerapkan isi cerita ke dalam kehidupan sehari-hari dengan makan bersama serta berdoa sebelum dan sesudah makan
5.      Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan

KEGIATAN PENUTUP ( Tanti Dwi Febrianti )
1.      Duduk melingkar
2.      Tanya jawab tentang pengalaman main anak
3.      Menanyakan perasaan anak setelah melakukan kegiatan main
4.      Mendiskusikan perilaku yang muncul pada saat main baik yang positif maupun yang negatif
5.      Menginformasikan kegiatan anak di esok hari
6.      Doa pulang dan mengucapkan salam
ALAT DAN BAHAN :
1.      Buku cerita
2.      Roti
3.      Tempat sampah

E.     Laporan Kegiatan
Praktikum dilakukan oleh 3 orang mahasiswi PG PAUD yang menjadi guru terdiri dari Adila Rasyada, Novitriana P. A, dan Tanti Dwi Febrianti. Sebelum memulai praktikum kami sudah membagi 3 bagian yaitu kegiatan pembuka dilakukan oleh Novitriana P. A, bagian inti dilakukan oleh Adila Rasyada, dan bagian penutup dilakukan oleh Tanti Dwi Febrianti. Ada 6 peserta didik yang diperankan oleh mahasiswi PG PAUD yang terdiri dari Winda Gusfina, Emi, Vina, Retno Anggraini, Risa Nurul Ain, dan Meike Annis Lestari.
Materi yang kami sampaikan pada pratikum kali ini adalah tentang mengenalkan perilaku santun. Kami mengambil materi ini karena dikehidupan sehari-hari anak akan perlu berperilaku santun. Sebenarnya strategi pengembangan moral agama pada anak usia dini sangat sederhana. Hal ini karena pada usia dini, anak hanya membutuhkan sesuatu yang bersifat konkrit dan berkaitan dengan kehidupan ril mereka sehari-hari, misalkan hanya dengan bercakap-cakap saja mengenai sesuatu yang boleh diucapkan atau tidak boleh diucapkan anak sudah bisa menangkap misalnya adalah mana bahasa yang sopan dan mana yang tidak. Atau bahkan dengan hanya memberikan contoh perbuatan, misal mencium tangan kedua orang tua atau guru, anak akan dengan mudah menirukannya. HaI ini menunjukkan bahwa belajar untuk melakukan atau mempraktikkan sesuatu secara langsung merupakan strategi yang tepat untuk diterapkan.
Saya mengambil strategi pembelajaran dengan cara bercerita menggunakan buku cerita bergambar. Disini anak-anak sangat antusias mendengarkan cerita yang berjudul “AKU MEMBACA BISMILLAH”. Guru bercerita tentang sebelum makan kita harus membaca Bismillah dan sesudah makan membaca Alhamdulillah. Tidak hanya  sebelum makan saja membaca Bismillah, disaat melakukan kegiatan pun kita juga harus membaca Bismillah misalnya, memakai sepatu dari kanan dan mengucapkan Bismillah dan masih banyak lagi.
Setelah bercerita anak melakukan kegiatan makan roti dan langsung mempraktekkan apa yang sudah anak dengarkan sewaktu guru bercerita. Anak dengan mudah melakukannya dan tidak lupa membuang bekas bungkusan roti ke tempat sampah. Kegiatan  menanamkan moral dan nilai-nilai agama untuk anak usia dini merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Disajikan dengan bentuk permainan menimbulkan jalinan kasih sayang antara guru dan murid bagi anak. Anak dapat bebas mengeluarkan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, berekspresi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Pendidik berperan membantu pengembangan perilaku anak, maka pendidik harus :
1.      Memperlakukan anak didik dengan kasih sayang dan hormat.
2.      Memberikan perhatian yang khusus secara individu dimana guru mengerti permasalahan anak didiknya.
3.      Menjadi panutan moral bagi anak didiknya.

F.      Evaluasi
Kritik dan saran saat pelaksanaan pratikum
a.       Menurut Teman-Teman
1.      Dea Rahmawati : kurangnya respon balik serta penerapan kata terima kasih dari guru terhadap anak.
2.      Risa Nurul Ain     : presentasi sudah lebih baik dari presentasi yang lain dan penggunaan media juga sudah bagus tetapi kurang interaktif antara guru dan anak.
3.      Nurul Faizah         : sewaktu mendongeng winda memberikan tanggapan, dan di aturannya kalau mau member tanggapan harus angkat tangan terlebih dahulu. Retno mengingatkan kembali aturan tersebut kepada Winda, tetapi Winda bilang sudah mengangkat tangan dan mb Dila tidak memberitahu malah tidak ada tanggapan.
b.      Menurut Dosen
Sudah bagus dan berani mengambil metode pembelajaran dengan bercerita dan menggunakan buku cerita bergambar. Tetapi gaya mengajarnya lebih cenderung teacher center.


G.    Testimoni
       Kesan saya saat melakukan praktek menjadi guru, awalnya saya tidak percaya diri dan takut. Apakah saya bisa menjadi guru yang menyenangkan untuk murid-murid saya nanti atau tidak. Setelah melakukannya ternyata menjadi guru tidak gampang, kita harus menjaga sikap dan perilaku didepan anak-anak, karena anak gampang sekali meniru perilaku orang dewasa. Bukan di pratikum saja kita menjaga perilaku dan moral kita, disaat sudah bekerja atau sudah menjadi guru pun harus tetap dijaga.
       Kritik dan saran yang diberikan kepada saya sangat berarti. Dari kritikan tersebut saya bisa memperbaiki kesalahan yang saya perbuat saat menjadi guru, dan saran-saran yang diberikan oleh teman-teman dan guru bisa saya terapkan saat saya menjadi guru nanti.

H.    Dokumentasi
Kegiatan pembuka yang dilakukan oleh Novitriana P. A


Kegiatan inti yang dilakukan oleh Adila Rasyada



Kegiatan penutup yang dilakukan oleh Tanti Dwi Febrianti



DAFTAR PUSTAKA

Lilis Suryani dkk. (2008) Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dsar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wantah, Maria J. (2005) Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan an Ketenagaan Perguruan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar