LAPORAN
PRATIKUM
METODE PENGEMBANGAN PERILAKU, MORAL
DAN AGAMA
Dosen
Pengampu: Ega Asnastasia Maharani, M.Psi., Psi

Di Susun Oleh:
ADILA RASYADA 1400002003
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar
mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal,
yang mengatur aktifitas seseorang ketika dia terlibat dalam interaksi sosial
dan dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian
konflik. Pada usia Taman Kanak-kanak, anak telah memiliki pola moral yang harus
dilihat dan dipelajari dalam rangka pengembangan moralitasnya. Orientasi moral
diidentifikasikan dengan moral position atau ketetapan hati, yaitu sesuatu yang
dimiliki seseorang terhadap suatu nilai moral yang didasari oleh aspek motivasi
kognitif dan aspek motivasi afektif. Menurut John Dewey tahapan perkembangan
moral seseorang akan melewati 3 fase, yaitu premoral, conventional dan
autonomous. Anak Taman Kanak-kanak secara teori berada pada fase pertama dan
kedua. Oleh sebab itu, guru diharapkan memperhatikan kedua karakteristik
tahapan perkembangan moral tersebut.
Pendidikan
harus mempunyai landasan yang jelas dan terarah. Landasan tersebut sebagai
acuan atau pedoman dalam proses penyelenggaraan pendidikan, baik dalam
institusi pendidikan formal, non formal maupun informal. Yang dimaksud landasan
yang jelas dan terarah adalah bahwa pendidikan harus berprinsip pada pengokohan
moral-agama anak didik di samping aspek-aspek lainnya. Hal ini sangat
diperlukan sebagai upaya untuk mengantarkan anak didik agar dapat berpikir,
bersikap, dan berperilaku secara terpuji (akhlak al-karimah). Upaya tersebut
bisa dilakukan oleh para pendidik (guru dan orang tua) pada program Taman
Kanak-Kanak.
Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia,
dimulai sejak dalam kandungan sampai akhir hayat. Pertumbuhan lebih kepada
perubahan fisik yang bersifat kuantitatif, sedangkan perkembangan yang bersifat
kualitatif berarti serangkaian perubahan progesif sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Manusia tidak pernah statis, semenjak pembuahan
hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik fisik maupun kemampuan psikologis.
Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya
peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan
rendah atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak
ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan
sukses belajar di sekolah.
Untuk mencapai tersampaian pesan kepada anak didik tentunya
seorang pendidik atau orang tua harus memiliki atau pun memilih desain
untuk menggunakan pendekatan yang sesuai dengan pola pikir dan
perkembangan psikologi anak. Ketepatan atau kesesuaian memilih pendekatan akan
berpengaruh terhadap keberhasilan dalam penanaman nilai moral untuk anak usia
dini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Landasan Teori
Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter
apabila mereka berada di lingkungan yang berkarakter pula. Usaha mengembangkan
anak-anak agar menjadi pribadi-pribadi yang bermoral atau berkarakter baik merupakan
tangguang jawab keluarga, sekolah, dan seluruh komponen masyarakat. Usaha
tersebut harus dilakukan secara terencana, terfokus, dan komprehensif. Pengembangan moral anak usia dini melalui
pengembangan pembiasaan berperilaku dalam keluarga dan sekolah.
a. Pengembangan berperilaku yang baik
dimulai dari dalam keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama bagi perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan pertama dan paling efektif untuk melatih berbagai kebiasaan yang
baik pada anak.
Menurut Siti Aisyah dkk. (2007: 8.38
– 8.41), ada 10 hal penting yang harus diperhatikan dan dijadikan prinsip dalam
mengembangkan karakter anak dalam keluarga, yaitu sebagai berikut.
1) Moralitas penghormatan
2) Perkembangan moralitas kehormatan
berjalan secara bertahap
3) Mengajarkan prinsip menghormati
4) Mengajarkan dengan contoh
5) Mengajarkan dengan kata-kata
6) Mendorong anak unruk merefleksikan
tindakannya
7) Mengajarkan anak untuk mengemban
tanggung jawab
8) Mengajarkan keseimbangan antara
kebebasan dan control
9) Cintailah anak, karena cinta
merupakan dasar dari pembentukan moral
10) Menciptakan keluarga bahagia
b. Strategi
dan Teknik Pengembangan Moral Anak Usia Dini
Pengembangan
moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan
perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini memerlukan perhatian
serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi
dan menenytukan perilaku moral. Ada 3 strategi dalam pembentukan perilaku moral
pada anak usia dini, yaitu: strategi latihan dan pembiasaan, 2. Strategi
aktivitas dan bermain, dan 3. Strategi pembelajaran (Wantah, 2005: 109).
c. Srtuktur
Kepribadian
Psiko analisa (freud) menggambarkan perkembangan kepribadian
termasuk moral. Di mulai dengan sistem ID, selalu aspek biologis yang irasional
dan tak disadari. Diikuti aspek psikologis yaitu subsistem ego yang rasional
dan sadar. Kemudian pembentukan superego sebagai aspek sosial yang berisi
sistem nilai dan moral masyarakat. Ketiga subsistem
kepribadian tersebut mempengaruhi perkembangan moral dan perilaku individu.
Ketidak serasian antara subsistem kepribadian, berakibat seseorang sukar
menyesuaikan diri, merasa tak puas dan cemas serta bersikap/berperilaku
menyimpang. Sedangkan keserasian antara subsistem kepribadian dalam
perkembangan moral akan berpuncak pada efektifnya kata hati (superego)
menampilakan watak/perilaku bermoral seseorang.
Ada sejumlah faktor penting yang mempengaruhi perkembangan
moral anak (Hurlock, 1990).
1. Peran hati nurani atau kemampuan
untuk mengetahui apa yang benar dan salah apabila anak dihadapkan pada situasi
yang memerlukan pengambilan keputusan atas tindakan yang harus dilakukan.
2. Peran rasa bersalah dan rasa malu apabila bersikap dan berperilaku tidak seperti yang diharapkan dan melanggar aturan.
3. Peran interaksi sosial dalam memberikan kesepakatan pada anak untuk mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.
B. Alat
Dan Bahan
a. Buku
cerita
b. Roti
c. Tempat
sampah
C. Peserta
Peserta didik dalam proses praktikum kali ini adalah
mahasiswi PG PAUD semester V. Yang menjadi peserta didik adalah Winda Gusfina,
Emi, Vina, Retno Anggraini, Risa Nurul Ain, dan Meike Annis Lestari.
D. Rencana
Kegiatan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
PAUD TERPADU ALI BASYAR KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2015-2016
Sem/Bulan/MG
ke : 1/Desember/16
Hari/Tanggal : Kamis, 08 Desember
2016
Kelompok
Usia/Kel : 5-6 tahun/A
Kompetensi
Dasar : 3.1, 3.2
Materi : - Berdoa
sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan sehari-hari
- Mengenal perilaku santun
KEGIATAN PEMBUKA ( Novitriana P. A
)
No
|
Kegiatan Main
|
Alat dan Bahan
|
1.
|
Duduk melingkar, berdoa, salam “Assalamualaikum”
|
|
2.
|
Menanyakan kabar anak dan mempresensi
anak
|
|
3.
|
Menyanyikan lagu “Dua mata saya”
|
|
4.
|
Doa sehari-hari (sebelum dan sesudah
makan, doa untuk orang tua)
|
|
5.
|
Menyebutkan aturan bermain oleh anak
|
|
KEGIATAN INTI ( Adila
Rasyada )
1. Mengingatkan
aturan bermain yang telah dibuat
2. Guru
bercerita mengenai berdoa sebelum dan sesudah makan
3. Guru
menanyakan pesan dari cerita yang telah disampaikan
4. Guru
mengajak anak untuk menerapkan isi cerita ke dalam kehidupan sehari-hari dengan
makan bersama serta berdoa sebelum dan sesudah makan
5. Membuang
sampah pada tempat yang sudah disediakan
KEGIATAN
PENUTUP ( Tanti Dwi Febrianti )
1. Duduk
melingkar
2. Tanya
jawab tentang pengalaman main anak
3. Menanyakan
perasaan anak setelah melakukan kegiatan main
4. Mendiskusikan
perilaku yang muncul pada saat main baik yang positif maupun yang negatif
5. Menginformasikan
kegiatan anak di esok hari
6. Doa
pulang dan mengucapkan salam
ALAT
DAN BAHAN :
1. Buku
cerita
2. Roti
3. Tempat
sampah
E. Laporan
Kegiatan
Praktikum dilakukan oleh 3 orang mahasiswi PG PAUD
yang menjadi guru terdiri dari Adila Rasyada, Novitriana P. A, dan Tanti Dwi
Febrianti. Sebelum memulai praktikum kami sudah membagi 3 bagian yaitu kegiatan
pembuka dilakukan oleh Novitriana P. A, bagian inti dilakukan oleh Adila
Rasyada, dan bagian penutup dilakukan oleh Tanti Dwi Febrianti. Ada 6 peserta
didik yang diperankan oleh mahasiswi PG PAUD yang terdiri dari Winda Gusfina,
Emi, Vina, Retno Anggraini, Risa Nurul Ain, dan Meike Annis Lestari.
Materi yang kami sampaikan pada pratikum kali ini
adalah tentang mengenalkan perilaku santun. Kami mengambil materi ini karena
dikehidupan sehari-hari anak akan perlu berperilaku santun. Sebenarnya strategi
pengembangan moral agama pada anak usia dini sangat sederhana. Hal ini karena pada
usia dini, anak hanya membutuhkan sesuatu yang bersifat konkrit dan berkaitan
dengan kehidupan ril mereka sehari-hari, misalkan hanya dengan bercakap-cakap
saja mengenai sesuatu yang boleh diucapkan atau tidak boleh diucapkan anak
sudah bisa menangkap misalnya adalah mana bahasa yang sopan dan mana yang tidak.
Atau bahkan dengan hanya memberikan contoh perbuatan, misal mencium tangan
kedua orang tua atau guru, anak akan dengan mudah menirukannya. HaI ini
menunjukkan bahwa belajar untuk melakukan atau mempraktikkan sesuatu secara
langsung merupakan strategi yang tepat untuk diterapkan.
Saya mengambil strategi pembelajaran dengan cara
bercerita menggunakan buku cerita bergambar. Disini anak-anak sangat antusias
mendengarkan cerita yang berjudul “AKU MEMBACA BISMILLAH”. Guru bercerita
tentang sebelum makan kita harus membaca Bismillah dan sesudah makan membaca
Alhamdulillah. Tidak hanya sebelum makan
saja membaca Bismillah, disaat melakukan kegiatan pun kita juga harus membaca
Bismillah misalnya, memakai sepatu dari kanan dan mengucapkan Bismillah dan
masih banyak lagi.
Setelah bercerita anak melakukan kegiatan makan roti
dan langsung mempraktekkan apa yang sudah anak dengarkan sewaktu guru
bercerita. Anak dengan mudah melakukannya dan tidak lupa membuang bekas
bungkusan roti ke tempat sampah. Kegiatan
menanamkan moral dan nilai-nilai agama untuk anak usia dini merupakan
tantangan tersendiri bagi guru. Disajikan dengan bentuk permainan menimbulkan
jalinan kasih sayang antara guru dan murid bagi anak. Anak dapat bebas
mengeluarkan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, berekspresi,
menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan.
Pendidik berperan membantu pengembangan perilaku anak, maka pendidik harus :
1.
Memperlakukan anak didik dengan kasih sayang dan hormat.
2.
Memberikan perhatian yang khusus secara individu dimana guru
mengerti permasalahan anak didiknya.
3.
Menjadi panutan moral bagi anak didiknya.
F. Evaluasi
Kritik
dan saran saat pelaksanaan pratikum
a.
Menurut Teman-Teman
1.
Dea Rahmawati : kurangnya respon balik
serta penerapan kata terima kasih dari guru terhadap anak.
2.
Risa Nurul Ain : presentasi sudah lebih baik dari presentasi yang lain dan
penggunaan media juga sudah bagus tetapi kurang interaktif antara guru dan
anak.
3.
Nurul Faizah : sewaktu mendongeng winda memberikan tanggapan, dan di
aturannya kalau mau member tanggapan harus angkat tangan terlebih dahulu. Retno
mengingatkan kembali aturan tersebut kepada Winda, tetapi Winda bilang sudah
mengangkat tangan dan mb Dila tidak memberitahu malah tidak ada tanggapan.
b.
Menurut Dosen
Sudah bagus dan
berani mengambil metode pembelajaran dengan bercerita dan menggunakan buku
cerita bergambar. Tetapi gaya mengajarnya lebih cenderung teacher center.
G. Testimoni
Kesan saya saat melakukan praktek menjadi
guru, awalnya saya tidak percaya diri dan takut. Apakah saya bisa menjadi guru
yang menyenangkan untuk murid-murid saya nanti atau tidak. Setelah melakukannya
ternyata menjadi guru tidak gampang, kita harus menjaga sikap dan perilaku
didepan anak-anak, karena anak gampang sekali meniru perilaku orang dewasa.
Bukan di pratikum saja kita menjaga perilaku dan moral kita, disaat sudah
bekerja atau sudah menjadi guru pun harus tetap dijaga.
Kritik dan saran yang diberikan kepada
saya sangat berarti. Dari kritikan tersebut saya bisa memperbaiki kesalahan
yang saya perbuat saat menjadi guru, dan saran-saran yang diberikan oleh
teman-teman dan guru bisa saya terapkan saat saya menjadi guru nanti.
H. Dokumentasi

Kegiatan
pembuka yang dilakukan oleh Novitriana P. A


Kegiatan
inti yang dilakukan oleh Adila Rasyada


Kegiatan
penutup yang dilakukan oleh Tanti Dwi Febrianti
DAFTAR
PUSTAKA
Lilis Suryani dkk. (2008) Metode
Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dsar Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan
dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wantah, Maria J. (2005) Pengembangan
Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan an Ketenagaan Perguruan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar