TRAGEDI
PULANG SEKOLAH
Umur
lima tahun aku masuk sekolah TK. Aku disekolahkan di TK PEMBINA. Sekolahku
lumayan jauh dari rumah. Aku masuk di TK itu bersama tetangga ku, Isti namanya.
Kami satu kelas tetapi tempat duduk kami tidak bersebelahan. Selama setahun
kami menjalani sekolah bersama.
Setelah
lulus di TK kami masuk SD yang sama. SD N 007 nama sekolah kami. Tidak terlalu
jauh dari rumah. Aku dan Isti satu kelas lagi dan lagi-lagi tempat duduk kami
tidak bersebelahan. Setiap pagi kami selalu berangkat sekolah sama-sama.
Terkadang kami di antar oleh ayah kami masing-masing. Begitu juga dengan pulang
sekolah. Kami sering pulang sekolah bersama.
Suatu
hari saat pulang sekolah. Aku dan Isti berjalan kaki menuju rumah. Dijalan kami
banyak bercerita. Terkadang kami bercanda dan tertawa. Tidak beberapa jauh dari
kami berdiri terlihat rumah merah yang sangat besar. Dan langkah kami pun
berhenti.
“Dil,
katanya dirumah itu ada anjingnya,” ucap Isti.
“Isti
tau dari mana kalau rumah itu ada anjingnya?” kataku.
“Isti tau dari adik Isti,” jawabnya.
“Kita lewat jalan lain aja yuk Dil, Isti takut kalau lewat situ,” ajaknya.
“Gak ah, jauh Ti kalau kita lewat jalan
lain.” “Emang anjingnya besar ya?” tanyaku.
“Anjingnya kecil, tapi suka ngejar
orang.” jawabnya.
Lama
juga kami memutuskan mau lewat jalan mana untuk pulang. Dan akhirnya kami tetap
lewat jalan itu. GukGukGuuuk!!! Terdengar suara anjing di balik pagar.
“Isti
dengar gak itu anjing menggonggong?” tanyaku panik.
“Iya
Dil, gimana niii!!!” jawab Isti ketakutan.
Kami
sama-sama ketakutan. Kami bolak-balik untuk lihat apakah anjingnya di ikat atau
di lepas. Jantung kami berdegup kencang. Tetapi kami masih sempat tertawa
melihat tingkah laku kami yang kebingungan menghadapi situasi ini. Akhirnya aku
memiliki ide.
“Isti, kita lari aja deh. Satu.. dua..
tigaa..” Ajakku sambil mengajak Isti lari dengan sekuat tenaga.
“Aaaaaaaaaa…..uhuk uhuk..” Teriak Isti
sambil berlari. Tak berapa lama dia berhenti berlari dan malah terbatuk-batuk.
“Kamu kenapa Isti? Ada anjing?” Tanyaku
kepada Isti yang tengah berhenti sambil berwajah merah.
Isti
tidak memberikan jawaban dan hanya menggelengkan kepalanya. Akupun bertanya
kembali.
“Kamu
kenapa Isti?
Dia
terbatuk-batuk lagi dan mencoba mengeluarkan sesuatu dari mulutnya. Setelah di
keluarkan ternya ada lalat yang ikut pada air liur Isti.
“Aaaaaaa
Isti kamu nelan lalat yaaaa?” Tanyaku histeris.
“Hehe… sewaktu aku teriak dan lari tadi
ada lalat memasuki mulut aku.” Jawab dia sambil malu-malu.
Kami
pun melanjutkan perjalanan pulang kembali sambil tertawa. Saat tiba dirumah
Isti, kami berdua menceritakan kejadian lucu yang kami alami kepada Ibu Isti.
Ibu Isti juga ikut tertawa terbahak-bahak saat mendengar cerita tersebut.
Itulah sepenggal dari cerita aku saat masih kecil bersama teman sebaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar