Sabtu, 01 Juli 2017

Kesehatan Gizi



MAKALAH KESEHATAN GIZI MIKRO MINERAL
[ Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu) ]

Dosen Pengampu: Atikah Rahayu, S.KM.,M.PH


Di Susun Oleh:

ADILA RASYADA                          1400002003
MEGATARY POERNAMASARI    1400002009
RUSYDINA HASANAH                 1400002028
RETNO ANGGRAINI                      1400002037


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Semua mahluk hidup memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk proses kehidupan yang normal. Semua jaringan  ternak dan makanan atau pakan mengandung mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat beragam.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.

B.     TUJUAN

1.      Mengetahui pentingnya mikro mineral bagi kesehatan tubuh.
2.      Mengetahui sumber pangan yang mengandung mikro mineral.
3.      Mengetahui akibat dari kekurangan atau kelebihan mikro mineral dalam tubuh.

















BAB II
ISI

A.    MINERAL MIKRO
Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
Mineral mikro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan kelompok mineral yang lain, akan tetapi walaupun jumlahnya sedikit, kekurangan unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh.
Tubuh manusia juga mengandung sejumlah kecil unsur-unsur lain yang ada dalam sistem periodik. Secara normal besi lebih banyak jika dibandingkan dengan unsur yang lainnya yaitu cadmium, kobalt, logam mulia seperti emas dan perak hanya ditemukan dalam jumlah sedikit.
Banyak mineral mikro yang esensial bagi tubuh, kesehatan, reproduksi, merupakan faktor bagi beberapa enzim, komponen cairan tubuh, tempat untuk mengikat oksigen, dan  merupakan komponen struktural makromolekul nonenzimatik. Unsur mikro cenderung berakumulasi dalam lembaga biji-bijian yang mengandung konsentrasi vitamin B yang tinggi. Umumnya bahan makanan  yang dibersihkan dalam diet manusia mungkin yang menjadi penyebab terjadinya defisiensi beberapa mineral dalam masyarakat.

B.     MACAM-MACAM MINERAL MIKRO
1.     Besi (Fe)
a.       Unsur kimia
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa latin:ferrum) dan nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini adalah unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalam bumi. Unsur besi terdapat dalam meteorit dan lingkungan rendah oksigen lainnya, tetapi reaktif dengan oksigen dan air. Permukaan besi segar nampak berkilau abu-abu keperakan, tetapi teroksdasi dalam udara normal menghasilkan besi oksida hidrat, yang dikenal sebagai karat. Tidak seperti logam lain yang membentuk lapisan oksida pasivasi, oksida besi menempati lebih banyak tempat daripada logamnya sendiri dan kemudian mengelupas, mengekspos permukaan segar untuk korosi.

b.      Fungsi
Besi mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh, diantaranya: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron didalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh. Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi-reduksi.
Metabolisme energi. Didalam tiap sel besi bekerja sama dengan rantai protein-pengangkut-elektron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen, sehingga membentuk air.
Kemampuan belajar. Penelitian-penelitian di Indonesia oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989) menunjukkan peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberikan suplemen besi. Beberapa bagian otak memiliki kadar besi tinggi yang diperoleh dari transpor besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin. Kadar besi dalam darah meningkat selama pertumbuhan hingga remaja. Kadar besi otak yang kurang pada masa pertumbuhan tidak dapat diganti setelah dewasa.
Sistem kekebalan. Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respons kekebalan sel oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya sintesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.
Pelarut obat-obatan. Obat-obatan tidak larut oleh enzim mengandung besi dapat dilarutkan hingga dapat dikeluarkan dari tubuh.

c.       Sumber
Diperoleh dari bijih besi. Logam murni diproduksi dalam ledakan tungku dengan lapisan kapur, coke dan bijih besi dan memaksa gas panas ke bagian bawah. Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Pada umumnya besi didalam daging, ayam dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi didalam kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi didalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah.

d.      Kekurangan Dampak
Kekurangan besi dapat terjadi karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyakit-penyakit yang mengganggu absorpsi, seperti penyakit gastro intestinal. Kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap, yaitu:
·         Terjadi bila simpanan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga 12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang terlihat dari peningkatan kemampuan mengikat besi-total (Total-Iron Binding Capacity/TIBC)
·         Terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16% pada orang dewasa dan meningkatnya protoporfirin, yaitu bentuk pendahulu (precursor) hem. Pada tahap ini nilai hemoglobin didalam darah masih berada pada 95% nilai normal. Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi, sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja.
·         Terjadi anemia gizi besi, dimana kadar hemoglobin total turun dibawah nilai normal. Anemia gizi besi berat ditandai dengan sel darah merah yang kecil (mikrositesis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia).
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Selain suhu tubuh menurun, ketika anak-anak kekurangan besi akan menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.

e.       Kelebihan Dampak
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau dan pingsan.

2.      Seng (Zn)

a.       Unsur Kimia
Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi membran sel, sebagai antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase. Seng berperan dalam sintesis dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu tinggi,tubuh banyak mengeluarkan keringat dan seng dapat hilang bersama keringat sehingga perlu penambahan (Richards 1989; Ahmed et al. 2002).
Seng sebagian besar terdapat dalam jaringan seperti hati, otot, organ kelamin laki-laki, tulang, jaringan epidermis dan darah. Di dalam darah, sebanyak 75 % seng terdapat dalam eritrosit, 22 % dalam serum dan 3 % dalam leukosit.

b.      Fungsi
Seng dapat dipakai untuk pertumbuhan yang normal, pembentukan bulu pada unggas. Selain itu dapat dipakai untuk mencegah penyakit parakeratosis pada babi. Seng merupakan komponen enzim karbonat an hidrase yang terutama terdapat dalam sel darah merah dan sel parietal lambung. Seng juga merupakan komponen enzim yang tergolong metaloenzim yaitu karboksipeptidase, alkali fosfatase, berbagai enzim dehidrogenase (alkohol, malat, laktat, glutamat). Seng juga berperanan sebagai faktor enzim arginase, enolase, oksalasetat dekarboksilase. Beberapa kerja hormon juga dipengaruhi oleh seng seperti insulin, glukagon, FSH dan LH.
Fungsi lain Seng (Zn)  memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu,
·         Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200 enzim.
·         Berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.
·         Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.
·         Sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.
·         Berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka.
·         Berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma.
·         Berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan antibody oleh sel B.

c.       Sumber
Sumber utama Zeng adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama daging, hati, kerang, biji-bijian (lengkap), serelia, leguminosa dan telur. Serelia tumbuk dan kacang-kacangan merupakan sumber yang terbaik namun mempunyai ketersediaan biologi yang rendah.

d.      Kekurangan Dampak
·         Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak sempurna (kerdil).
·         Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan seksual. misalnya, pencernaan terganggu, gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.
·         Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi otak.
·         Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal kekurangan vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka.
·         Tidak ada selera atau nafsu makan.
·         Kelelahan yang hebat
·         Kerontokan pada rambut
·         Ketidak normalan pada kemampuan mengecap rasa dan mencium bau
·         Kesulitan dalam melihat dikegelapan
·          Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas)



e.       Kelebihan Dampak
·         Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi tembaga.
·         Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi metabolism kolesterol, mengubah nilai lipoprotein dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis.
·         Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi.

3.      Iodium (I)

a.       Unsur Kimia
Pengertian iodium merupakan bagian integral dari kedua masa hormone triodotironin (T3) dan tetraiodotinim (T4)

b.      Fungsi
Fungsi utama hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Di samping itu kedua hormon ini mengatur suhu tubuh, resproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Iodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A: sintesis protein dan absorpsi karbohidrat dari saluran cerna. Iodium berperan pula dalam sintesis kolestrol darah.

c.       Sumber
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik.

d.      Kekurangan Dampak
Meskipun sumber iodium dapat dengan mudah kita dapatkan, tidak menutup kemungkinan manusia kekurangan iodium. Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan menjadi salah satu yang paling rentan terkena kekurangan iodium. Beberapa dampak kekurangan iodium dapat dilihat secara fisik :
·         Timbulnya penyakit gondok
Dampak yang paling kelihatan ketika tubuh kita kekuranagan iodium adalah timbulnya penyakit gondok. Penyakit gondok ketika terjadinya pembengkakan pada kelenjar tiroid dalam tubuh kita akibat tubuh kita kekurangan iodium. Penyakit gondok ini ditandai dengan adanya benjolan atau tonjolan besar yang berasa di leher manusia. Benjolan inilah yang merupakan pembengkakan dari kelenjar tiroid. Meskipun pembengkakan kelenjar tiroid ini tidak selalu disebabkan karena kekurangan iodium, namun kekurangan iodium akan membesar terjadinya pembengkakanini.
·         Terlambatnya perkembangan kecerdasan pada otak dan mental bayi
Ibu yang sedang hamil diperlukan asupan iodium yang lebih besar dari pada saat kondisi normalnya. Hal ini dikarenakan iodium berpengaruh pada perkembangan otak dan juga mental bayi yang dikandungya. Apabila kekurangan iodium maka di kawatirkan bayi yang ada dikandungan ibu mengalami keterlambatan perkembangan otak dan mentalnya. Dan resiko yang paling parah adalah bayi akan lahir dengan keterbelakangan mental.
·         Menurunkan tingkat IQ seseorang
Kekurangan asupan iodium didalam tubuh juga akan membuat iq penderita semakin menurun. Dan memperlambat perkembangan otak dan juga kecerdasanya.
·         Mengurangi tingkat kesuburan tubuh
Selain mempengaruhi otak, kekuranganyan iodium juga akan menyebabkan kesuburan tubuh berkurang.

e.       Kelebihan Dampak
·         Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid.  Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin.
·         Kelebihan yodium  ditandai  gejala mudah cemas, lemah,  sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif,  berat badan menurun,  nafsu makan bertambah,  jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan. Jika tidak segera diobati, penderita hipotiroid akan mengalami anemia, sistem pernafasan melemah, penderita mengalami kejang, sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya terjadi gagal jantung.

4.      Tembaga (Cu)

a.       Unsur Kimia
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C dikenal sejak zaman prasejarah.
Tembaga dalam  tubuh sebanyak 50-120mg.  Sekitar 40% dalam  otot, 15%  dalam hati, 10% dalam  otak, 6% dalam darah dan selebihnya dalam tulang, ginjal dan jaringan tubuh lain. Dalam melakukan fungsinya dalam tubuh, temabaga bayak berinteraksi dengan seng, molibdenun, belerang dan vitamin C.

b.      Fungsi
Fungsi utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim yang mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peran berkaitan dengan reaksi yang menggunkan oksigen maupun  radikal oksigen. Sebagian tembaga dalam sel darah merah terdapat sebagai metaloenzim superoksidan dismutase yang terlibat dalam pemunahan radikal bebas. Temabaga berperan dalam mencegah anemia dengan cara mengabsorpsi besi. Sebagai bagian dari enzim tironase tembaga berperan dalam perubahan amino tirosin menjadi melamin, yaitu pigmen rambut dan kulit.

c.       Sumber
Temabaga terdapat luas dalam makanan.
·         Tiram
·         Kerang
·         Hati
·         Ginjal
·         Kacang-kacangan
·         Unggas
·         Biji-bijian
·         Sereal dan cokelat
·         Air juga mengandung tembaga dan jumlahnya tergantung jenis pipa yang digunakan dan sumber air.

d.      Kekurangan Dampak
·         Kekeurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan metabolism, disamping itu terjadi demineralisasi tulang-tulang.
·         Bayi gagal tumbuh kembang edema dengan serum albumin rendah
·         Gangguan fungsi kekebalan
·         Anemia pada anak-anak yang menderita malnutrisi


e.       Kelebihan Dampak
·         Menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.
·         Konsumsi sebanyak 10 -15 mg tembaga  sehari dapat menimbulkan  muntah – muntah dan diare. Berbagai tahap  perdarahan intravascular dapat terjadi , begitupun nekrosis sel sel hati dan ginjal
·         Pengendapan tembaga dalam otak dapat menyebabkan kerusakan hati
·         Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.


















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

v  Mineral mikro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan kelompok mineral yang lain, akan tetapi walaupun jumlahnya sedikit, kekurangan unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh.
v  Mineral mikro esensial mempunyai peran sangat penting dalam kelangsungan hidup. Kekurangan atau kelebihan mineral mikro esensial dapat menyebabkan penyakit.
v  Banyak mineral mikro yang esensial bagi tubuh, kesehatan, reproduksi, merupakan faktor bagi beberapa enzim, komponen cairan tubuh, tempat untuk mengikat oksigen, dan merupakan komponen struktural makromolekul nonenzimatik.

SARAN

Agar tubuh dapat menjalankan fungsi fisiologinya, maka tubuh kita memerlukan mineral mikro yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Jika terdapat salah satu unsur mineral yang tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu, kita harus selalu memenuhi kebutuhan unsur mineral dalam tubuh kita.




DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ariani, Ayu Putri. 2017. ILMU GIZI. Yogyakarta: Nuha Medika.
Linder, Maria C. 2010. BIOKIMIA NUTRISI DAN METABOLISME. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Palupi, Zakaria, Prangdimurti. 2002. EVALUASI NILAI BIOLOGIS VITAMIN DAN MINERAL. Nuha Medika. Yogyakarta.
Sukariada, Putu, Juli., Suwiti, Ni, Ketut., dkk. 2014. Profil Makro Mineral Natrium (Na) dan Mikro Mineral Seng (Zn) Serum Sapi Bali yang Dipelihara di Lahan Hutan. Buletin Veteriner Udayana. 6 (1) : 43-47.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar