MAKALAH KESEHATAN GIZI MIKRO
MINERAL
[ Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I),
Tembaga (Cu) ]
Dosen
Pengampu: Atikah Rahayu, S.KM.,M.PH

Di Susun Oleh:
ADILA RASYADA 1400002003
MEGATARY POERNAMASARI 1400002009
RUSYDINA HASANAH 1400002028
RETNO ANGGRAINI 1400002037
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua mahluk hidup
memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk proses kehidupan yang normal.
Semua jaringan ternak dan makanan atau
pakan mengandung mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat beragam.
Unsur mineral
merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di
samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua
senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon
dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N)
Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa
anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan
oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).
Berbagai unsur
anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua
mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non
esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu
mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro
diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan
dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang
perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan.
B. TUJUAN
1.
Mengetahui pentingnya mikro mineral
bagi kesehatan tubuh.
2.
Mengetahui sumber pangan yang
mengandung mikro
mineral.
3.
Mengetahui akibat dari kekurangan atau
kelebihan mikro
mineral dalam
tubuh.
BAB II
ISI
A.
MINERAL MIKRO
Mineral merupakan komponen inorganik
yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg per hari sedangkan mineral mikro
dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
Mineral mikro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh
tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan kelompok mineral yang lain,
akan tetapi walaupun jumlahnya sedikit, kekurangan unsur mineral ini akan
menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh.
Tubuh manusia juga mengandung sejumlah kecil unsur-unsur
lain yang ada dalam sistem periodik. Secara normal besi lebih banyak jika
dibandingkan dengan unsur yang lainnya yaitu cadmium, kobalt, logam mulia
seperti emas dan perak hanya ditemukan dalam jumlah sedikit.
Banyak mineral mikro yang esensial bagi tubuh, kesehatan,
reproduksi, merupakan faktor bagi beberapa enzim, komponen cairan tubuh, tempat
untuk mengikat oksigen, dan merupakan
komponen struktural makromolekul nonenzimatik. Unsur mikro cenderung berakumulasi
dalam lembaga biji-bijian yang mengandung konsentrasi vitamin B yang tinggi.
Umumnya bahan makanan yang dibersihkan dalam diet manusia mungkin yang
menjadi penyebab terjadinya defisiensi beberapa mineral dalam masyarakat.
B.
MACAM-MACAM
MINERAL MIKRO
1. Besi
(Fe)
a. Unsur
kimia
Besi
adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa latin:ferrum)
dan nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini adalah
unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian
inti luar dan dalam bumi. Unsur besi terdapat dalam meteorit dan lingkungan
rendah oksigen lainnya, tetapi reaktif dengan oksigen dan air. Permukaan besi
segar nampak berkilau abu-abu keperakan, tetapi teroksdasi dalam udara normal
menghasilkan besi oksida hidrat, yang dikenal sebagai karat. Tidak seperti
logam lain yang membentuk lapisan oksida pasivasi, oksida besi menempati lebih
banyak tempat daripada logamnya sendiri dan kemudian mengelupas, mengekspos
permukaan segar untuk korosi.
b. Fungsi
Besi
mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh, diantaranya: sebagai alat
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron
didalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan
tubuh. Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi
enzim-enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi-reduksi.
Metabolisme energi.
Didalam tiap sel besi bekerja sama dengan rantai protein-pengangkut-elektron,
yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein ini
memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi
ke oksigen, sehingga membentuk air.
Kemampuan belajar.
Penelitian-penelitian di Indonesia oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989)
menunjukkan peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila
diberikan suplemen besi. Beberapa bagian otak memiliki kadar besi tinggi yang
diperoleh dari transpor besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin. Kadar
besi dalam darah meningkat selama pertumbuhan hingga remaja. Kadar besi otak
yang kurang pada masa pertumbuhan tidak dapat diganti setelah dewasa.
Sistem kekebalan.
Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respons kekebalan sel oleh
limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang
kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya sintesis
DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang
membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.
Pelarut obat-obatan. Obat-obatan tidak larut oleh
enzim mengandung besi dapat dilarutkan hingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
c. Sumber
Diperoleh
dari bijih besi. Logam murni diproduksi dalam ledakan tungku dengan lapisan
kapur, coke dan bijih besi dan memaksa gas panas ke bagian bawah. Sumber baik
besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik lainnya
adalah telur, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Pada
umumnya besi didalam daging, ayam dan ikan mempunyai ketersediaan biologik
tinggi, besi didalam kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang,
dan besi didalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat
tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah.
d. Kekurangan
Dampak
Kekurangan
besi dapat terjadi karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat
penyakit-penyakit yang mengganggu absorpsi, seperti penyakit gastro intestinal.
Kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap, yaitu:
·
Terjadi bila simpanan besi berkurang
yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga 12 ug/L. Hal ini
dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang terlihat dari peningkatan
kemampuan mengikat besi-total (Total-Iron
Binding Capacity/TIBC)
·
Terlihat dengan habisnya simpanan besi,
menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16% pada orang dewasa dan
meningkatnya protoporfirin, yaitu bentuk pendahulu (precursor) hem. Pada tahap ini nilai hemoglobin didalam darah masih
berada pada 95% nilai normal. Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi,
sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan
bekerja.
·
Terjadi anemia gizi besi, dimana kadar hemoglobin total turun dibawah nilai
normal. Anemia gizi besi berat ditandai dengan sel darah merah yang kecil
(mikrositesis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia).
Kekurangan
besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu
makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya
kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Selain suhu tubuh menurun,
ketika anak-anak kekurangan besi akan menimbulkan apatis, mudah tersinggung,
menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
e. Kelebihan
Dampak
Kelebihan besi
jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi.
Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit
kepala, mengigau dan pingsan.
2. Seng (Zn)
a. Unsur Kimia
Seng merupakan
komponen penting pada struktur dan fungsi membran sel, sebagai antioksidan, dan
melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase. Seng berperan dalam sintesis
dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu tinggi,tubuh
banyak mengeluarkan keringat dan seng dapat hilang bersama keringat sehingga
perlu penambahan (Richards 1989; Ahmed et al. 2002).
Seng sebagian besar terdapat dalam
jaringan seperti hati, otot, organ kelamin laki-laki, tulang, jaringan
epidermis dan darah. Di dalam darah, sebanyak 75 % seng terdapat dalam
eritrosit, 22 % dalam serum dan 3 % dalam leukosit.
b. Fungsi
Seng dapat dipakai untuk pertumbuhan yang
normal, pembentukan bulu pada unggas. Selain itu dapat dipakai untuk mencegah
penyakit parakeratosis pada babi. Seng merupakan komponen enzim karbonat an
hidrase yang terutama terdapat dalam sel darah merah dan sel parietal lambung.
Seng juga merupakan komponen enzim yang tergolong metaloenzim yaitu
karboksipeptidase, alkali fosfatase, berbagai enzim dehidrogenase (alkohol,
malat, laktat, glutamat). Seng juga berperanan sebagai faktor enzim arginase,
enolase, oksalasetat dekarboksilase. Beberapa kerja hormon juga dipengaruhi
oleh seng seperti insulin, glukagon, FSH dan LH.
Fungsi
lain Seng (Zn) memegang peranan esensial
dalam banyak fungsi tubuh, yaitu,
·
Sebagai bagian dari enzim atau sebagai
kofaktor pads kegiatan lebih dari 200 enzim.
·
Berperan dalam berbagai aspek
metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi
karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.
·
Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan
asam basa.
·
Sebagai bagian integral enzim DNA
polymerase dan RNA polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.
·
Berperan dalam pembentukan kulit,
metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka.
·
Berperan dalam pengembangan fungsi
reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma.
·
Berperan dalam kekebalan yaitu, dalam
sel T dan pembentukan antibody oleh sel B.
c. Sumber
Sumber utama Zeng adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati,
lembaga gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sumber paling baik
adalah sumber protein hewani, terutama daging, hati, kerang, biji-bijian
(lengkap), serelia, leguminosa dan telur. Serelia tumbuk dan kacang-kacangan
merupakan sumber yang terbaik namun mempunyai ketersediaan biologi yang rendah.
d.
Kekurangan
Dampak
·
Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan
tidak sempurna (kerdil).
·
Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan
kematangan seksual. misalnya, pencernaan terganggu, gangguan fungsi pangkreas,
gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.
·
Kekurangan Zn menganggu pusat system
saraf dan ungsi otak.
·
Kekurangan Zn menganggu metabolisme
dalam hal kekurangan vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan
serta memperlambat penyembuhan luka.
·
Tidak ada selera atau nafsu makan.
·
Kelelahan yang hebat
·
Kerontokan pada rambut
·
Ketidak normalan pada kemampuan mengecap
rasa dan mencium bau
·
Kesulitan dalam melihat dikegelapan
·
Menurunnya
produksi hormon pada pria (infertilitas)
e.
Kelebihan Dampak
·
Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali
menurunkan absorpsi tembaga.
·
Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi
metabolism kolesterol, mengubah nilai lipoprotein dan tampaknya dapat
mempercepat timbulnya aterosklerosis.
·
Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau
lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan
reproduksi.
3.
Iodium (I)
a.
Unsur Kimia
Pengertian
iodium merupakan bagian integral dari kedua masa hormone triodotironin (T3) dan
tetraiodotinim (T4)
b. Fungsi
Fungsi utama hormon ini adalah mengatur
pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel
menggunakan oksigen. Di samping itu kedua hormon ini mengatur suhu tubuh,
resproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Iodium
berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A: sintesis protein
dan absorpsi karbohidrat dari saluran cerna. Iodium berperan pula dalam
sintesis kolestrol darah.
c. Sumber
Laut
merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang
dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik.
d. Kekurangan
Dampak
Meskipun sumber iodium dapat dengan
mudah kita dapatkan, tidak menutup kemungkinan manusia kekurangan iodium.
Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan menjadi salah satu yang paling
rentan terkena kekurangan iodium. Beberapa dampak kekurangan iodium dapat
dilihat secara fisik :
·
Timbulnya penyakit gondok
Dampak
yang paling kelihatan ketika tubuh kita kekuranagan iodium adalah timbulnya
penyakit gondok. Penyakit gondok ketika terjadinya pembengkakan pada kelenjar
tiroid dalam tubuh kita akibat tubuh kita kekurangan iodium. Penyakit gondok
ini ditandai dengan adanya benjolan atau tonjolan besar yang berasa di leher
manusia. Benjolan inilah yang merupakan pembengkakan dari kelenjar tiroid.
Meskipun pembengkakan kelenjar tiroid ini tidak selalu disebabkan karena
kekurangan iodium, namun kekurangan iodium akan membesar terjadinya
pembengkakanini.
·
Terlambatnya perkembangan kecerdasan
pada otak dan mental bayi
Ibu
yang sedang hamil diperlukan asupan iodium yang lebih besar dari pada saat
kondisi normalnya. Hal ini dikarenakan iodium berpengaruh pada perkembangan
otak dan juga mental bayi yang dikandungya. Apabila kekurangan iodium maka di kawatirkan
bayi yang ada dikandungan ibu mengalami keterlambatan perkembangan otak dan
mentalnya. Dan resiko yang paling parah adalah bayi akan lahir dengan
keterbelakangan mental.
·
Menurunkan tingkat IQ seseorang
Kekurangan
asupan iodium didalam tubuh juga akan membuat iq penderita semakin menurun. Dan
memperlambat perkembangan otak dan juga kecerdasanya.
·
Mengurangi tingkat kesuburan tubuh
Selain
mempengaruhi otak, kekuranganyan iodium juga akan menyebabkan kesuburan tubuh
berkurang.
e. Kelebihan
Dampak
·
Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal
juga sebagai hipertiroid. Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid
terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin.
·
Kelebihan
yodium ditandai gejala mudah cemas, lemah,
sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat
badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan bergetar,
jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi bertambah cepat
dan tidak beraturan. Jika tidak segera diobati, penderita hipotiroid akan
mengalami anemia, sistem pernafasan melemah, penderita mengalami kejang,
sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya terjadi gagal jantung.
4. Tembaga (Cu)
a. Unsur Kimia
Tembaga adalah unsur kimia dengan
nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna
kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih
2.595° C dikenal sejak zaman prasejarah.
Tembaga
dalam tubuh sebanyak 50-120mg. Sekitar 40% dalam otot, 15% dalam hati, 10% dalam otak, 6% dalam darah dan selebihnya dalam
tulang, ginjal dan jaringan tubuh lain. Dalam melakukan fungsinya dalam tubuh,
temabaga bayak berinteraksi dengan seng, molibdenun, belerang dan vitamin C.
b. Fungsi
Fungsi utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai bagian
dari enzim. Enzim yang mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peran
berkaitan dengan reaksi yang menggunkan oksigen maupun radikal oksigen. Sebagian tembaga dalam sel
darah merah terdapat sebagai metaloenzim superoksidan dismutase yang terlibat
dalam pemunahan radikal bebas. Temabaga berperan dalam mencegah anemia dengan
cara mengabsorpsi besi. Sebagai bagian dari enzim tironase tembaga berperan
dalam perubahan amino tirosin menjadi melamin, yaitu pigmen rambut dan kulit.
c. Sumber
Temabaga terdapat luas dalam
makanan.
·
Tiram
·
Kerang
·
Hati
·
Ginjal
·
Kacang-kacangan
·
Unggas
·
Biji-bijian
·
Sereal
dan cokelat
·
Air
juga mengandung tembaga dan jumlahnya tergantung jenis pipa yang digunakan dan
sumber air.
d. Kekurangan Dampak
·
Kekeurangan
tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan metabolism, disamping itu terjadi
demineralisasi tulang-tulang.
·
Bayi
gagal tumbuh kembang edema dengan serum albumin rendah
·
Gangguan
fungsi kekebalan
·
Anemia pada anak-anak yang menderita
malnutrisi
e. Kelebihan
Dampak
·
Menyebabkan
nekrosis hati atau serosis hati.
·
Konsumsi
sebanyak 10 -15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah – muntah
dan diare. Berbagai tahap perdarahan intravascular dapat terjadi ,
begitupun nekrosis sel sel hati dan ginjal
·
Pengendapan tembaga dalam otak dapat menyebabkan kerusakan hati
·
Konsumsi
dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
v Mineral mikro adalah kelompok
mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan
kelompok mineral yang lain, akan tetapi walaupun jumlahnya sedikit, kekurangan
unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi
dalam tubuh.
v Mineral mikro
esensial mempunyai peran sangat penting dalam kelangsungan hidup. Kekurangan
atau kelebihan mineral mikro esensial dapat menyebabkan penyakit.
v Banyak mineral mikro yang esensial
bagi tubuh, kesehatan, reproduksi, merupakan faktor bagi beberapa enzim,
komponen cairan tubuh, tempat untuk mengikat oksigen, dan merupakan komponen
struktural makromolekul nonenzimatik.
SARAN
Agar
tubuh dapat menjalankan fungsi fisiologinya, maka tubuh kita memerlukan mineral
mikro yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Jika terdapat salah satu unsur
mineral yang tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan terganggunya proses
fisiologis yang terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu, kita harus selalu
memenuhi kebutuhan unsur mineral dalam tubuh kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ariani, Ayu Putri. 2017.
ILMU GIZI. Yogyakarta: Nuha Medika.
Linder,
Maria C. 2010. BIOKIMIA NUTRISI DAN METABOLISME. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Palupi, Zakaria, Prangdimurti. 2002. EVALUASI NILAI BIOLOGIS
VITAMIN DAN MINERAL. Nuha Medika. Yogyakarta.
Sukariada,
Putu, Juli., Suwiti, Ni, Ketut., dkk. 2014. Profil Makro Mineral Natrium (Na)
dan Mikro Mineral Seng (Zn) Serum Sapi Bali yang Dipelihara di Lahan Hutan. Buletin Veteriner Udayana. 6 (1) :
43-47.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar