Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
Dosen
Pengampu : Febritesna Nuraini, S.Sos.I., M.Pd.

Di Susun Oleh:
DEA RAHMAWATI 1400002002
ADILA RASYADA 1400002003
YUNI NOR VITASARI 1400002016
RINA PUSPITA SARI 1400002035
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia
yang memungkinkan manusia itu tumbuh dan
berkembang dengan potensi dan kemampuan serta kemauan yang dimilikinya.
Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya
pembangunan dan penyempurnaan kurikulum,
melengkapi sarana dan prasaran pendidikan,
meningkatkan kualitas guru melalui sertifikasi, dan sebagainya.
Pemerintah terus-menerus menaruh perhatian yang besar terhadap kualitas
pendidikan, yaitu ditentukannya nilai ketuntasan minimum yang harus dilakukan
siswa untuk dapat lulus dari jenjang
pendidiknya.
Guru dituntut untuk mengembangkan kegiatan
pembelajaran dengan berbagai model dan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir anak didik. Model pembelajaran digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, model pembelajaran
juga berisikan seperangkat konsep yang sistematis yang dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan tertentu atau tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Maka kita sebagai calon guru di masa
depan dapat memahami dengan benar apa itu model pembelajaran, dan bagaimana
cara menggunakan model pembelajaran yang dipilih sehingga nanti di lapangan
kita dapat menggunakan model pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran
merupakan serangkaian konsep yang akan menjadikan ciri khas kita dalam proses
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Berikut
rumusan masalah yang kami buat :
1. Apa yang dimaksud dengan model
pembelajaran webbed ?
2. Karakteristik apa saja yang termasuk
dalam model pembelajaran webbed ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan
dalam model pembelajaran webbed ?
4. Bagaimana langkah dan penerapan
dalam model pembelajaran webbed ?
C.
Tujuan
Dalam
penyusunan makalah ini kami memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian model
pembelajaran webbed
2. Untuk mengetahui karakteristik model
pembelajaran webbed
3. Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran webbed
4. Untuk mengetahui langkah dan
penerapan model pembelajaran webbed
5. Untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pembelajaran Terpadu
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
Salah satu model
pembelajaran menurut Fogarty yaitu model Webbed. Model webbed merupakan model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat
pembelajaran yang dijabarkan dalam beberapa kegiatan dan atau kegiatan
pengembangan. Model webbed ini sering diistilahkan dengan “jaring laba-laba”,
dikarenakan bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat
oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya.
(Trianto) Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Model pembelajaran webbed ini bertolah dari pendekatan
tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran (Resmini).
Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Dalam kegiatan
pembelajaran di PAUD, tema yang ditetapkan dapat dipiliholeh guru dengan anak
atau sesama guru. Kemudian setelah tema tersebut disepakati maka dilanjutkan
dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan tema yang telah ditentukan.
Setelah itu, tema dan sub-sub tema dikembangkan dalam berbagai aktivitas
pembelajaran yang mendukung. Untuk itu, tema harus mempunyai cakupan materi
yang luas dan memberi bekal bagi anak untuk belajar lebih lanjut. Contohnya
anak dan guru menentukan tema misalnya binatang, maka guru mengembangkan tema
binatang tersebut ke dalam sub-sub tema misalnya binatang binatang peliharaan,
binatang unggas dan binatang liar. Untuk dapat menerapkannya, seorang
diharapkan secara serius dan mendalam dalam memahami dan memilih tema utama yang
memiliki keterkaitan materi yang relevan dapat dipadukan.
Model
webbed ini lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam kegiatan pembelajaran.
Sehingga anak dapat memperoleh pengalaman secara konkret maupun langsung.
Melalui pengalaman terseut, akhirnya anak akan memahami koonsep dan materi yang
telah mereka pelajari serta dapat menghubungkan dengan konsep atau materi
lainnya. Guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang berkesan
agar keegiatan belajar anak lebih bermakna. Selain itu, dengan penerapan
pembelajaran terpadu model webbed yang menggunakan pendekatan tematik akan
membantu anak, karena sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih
melihat segala sesuatu dengan satu kesatuan (holistik).
B. Karakteristik
Model Pembelajaran Webbed (Jaring
Laba-Laba)
1. Berpusat
pada anak
Model
pembelajaran webbed ini lebuh banyak menempatkan anak sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan
memberikan kemudahan-kemudahan pada anak untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberi
pengalaman langsung
Melalui
pengalaman langsung, anak dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan
mata pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus
kegiatan pembelajaran diarah pada pembahasan tema-tema dan pengembangan dalam
berbagai sub-sub tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan anak.
4. Meyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran
Konsep-konsep
mata pelajaran dalam suatu pelajaran disajikan dari berbagai mata pelajaran
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membanu anak dalam memecahkan masalah
yang dihadapi sehari-hari.
5. Bersifat
fleksibel
Guru
dapat mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan dan keadaan lingkungan
disekitar anak, baik itu disekolah, rumah, dan sebagainya.
6. Hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat anak
Penilaian
dan evaluasi dilakukan guru yang telah disesuaikan dengan karakteristik, minat
dan bakat anak. Karena pada hakikatnya setiap anak mempunyai minat dan bakat
berbeda-beda.
7. Menggunakan
prinsip belajar seyara bermain, bermain seraya belajar
Guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas harus menciptakan
suasana dan kondisi yang menyenangkan,
sehingga anak dapat bermain seraya belajar dan belajar seraya bermain.
C.
Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Webbed
(Jaring Laba-Laba)
1. Kelebihan
dari model webbed (jaring laba-laba),
meliputi :
a. Model ini juga memudahkan anak untuk
melihat berbagai kegiatan atau berbagai gagasan yang berbeda, namun saling
terkait dalam satu tema.
b. Model jaring laba-laba relatif mudah
dilakukan para guru, termasuk guru TK pemula.
c. Model ini mempermudah perencanaan
kerja tim karena semua anggota tim (guru) sebagai pengembang dapat bekerja sama
untuk mengembangkan semua bidang/aspek pengembangan melalui satu tema saja
sehingga tidak terjadi ketumpang tindihan dalam materi pembelajaran.
d. Pendekatan tematik memberikan
kejelasan ‘payung’ yang akan memotivasi anak maupun guru.
e. Ada kekuatan motivasi yang berasal
dari proses penentuan tema yang diminati oleh anak-anak
2. Kekurangan
dari model webbed (jaring laba-laba),
meliputi :
a. Sulit dalam menyeleksi tema.
b. Cenderung untuk merumuskan tema yang
dangkal.
c. Dalam pembelajaran, guru lebih
memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.
d. Memerlukan keseimbangan antara
kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
D. Langkah
Membuat Rancangan Model Pembelajaran Webbed
(Jaring Laba-Laba)
Dengan
penerapan pembelajaran terpadu model webbed
yang menggunakan pendekatan tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa,
karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu
sebagai satu kesatuan (holistik). Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran
terpadu dengan model webbed (jaring
laba-laba) yaitu:
a. Mempelajari kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia.
b. Mengidentifikasi tema dan subtema
dan memetakannya dalam jaring tema.
c. Mengidentifikasi indikator pada
setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.
d. Menentukan kegiatan pada setiap
bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema
yang dipilih.
e. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan.
f. Menyusun Rencana Kegiatan Harian.
E. Penerapan Model
Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
Pembelajaran
terpadu menggunakan model webbed dimulai dengan menentukan tema. Sebagai contoh
tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Lingkungan”. Dari tema ini
dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata
pelajaran, misalnya :
v IPA
Sub tema : Mengenal berbagai bentuk energi dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Anak didik diajarkan tentang macam-macam bentuk energi
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya energi cahaya kita
manfaatkan sebagai penerangan saat kita belajar dan lain-lain.
v Matematika
Sub tema : Mengenal
bangun datar.
Anak didik diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun
datar misalnya, ban sepeda berbentuk lingkaran, buku tulis berbentuk
persegi, penggaris berbentuk persegi panjang.
v PKn
Sub tema : Tenggang
rasa, kedisiplinan.
Anak didik diajarkan tentang bagai mana cara manusia
bersikap dan bertingkah laku sebagai makhluk sosial separti sikap tenggang rasa
dan bekerja sama dengan orang lain.
v Bahasa
Indonesia
Sub tema : Membuat
ringkasan.
Anak didik menceritakan dengan kata-katanya sendiri
tentang bentuk-bentuk energi dan bentuk bangun datar yang kita jumpai di
lingkungan sekitar.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu, misalnya mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, PKn
dipadukan menjadi satu sehingga tercipta satu pokok pembelajaran atau tema.
Maka dari itu, dengan adanya metode ini, anak didik akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Selain itu metode ini juga memiliki kelemahan-kelemahan
yang harus kita perhatikan, antara lain kecenderungan pemilihan tema yang
terlalu dangkal membuat materi yang kita sampaikan menjadi kurang
bermanfaat bagi anak didik. Model Webbed ini akan berguna jika diterapkan pada
kelas rendah karena sesuai dengan tahap perkembangan anak didik yang masih
melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistic).
Daftar Pustaka
Rukmana,
Ade. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung:
UPI PRESS.
Trianto.
(2009). Mengembangkan Model Pembelajaran
Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Trianto.
(2011). Desain Pengembangan Pembelajaran
Tematik. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Jaya, Rizka Pratiwi. (2013). Pembelajaran Terpadu Model Webbed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar